Rabu, 12 Mei 2010

PRINSIP DASAR KOMUNIKASI KELOMPOK

Pendahuluan

 

 

Filsuf Belanda, Baruch spinoza 300 tahun yang lalu menyatakan bahwa manusia adalah binatang sosial, pernyataan ini sangat di perkuat oleh psikologi modern. Yang menunjukkan bahwa orang lain mempunyai pengaruh yang sangat besar pada sikap kita, dan bahkan persepsi kita.

Orang lain yang mempengaruhi kita itu berada di dalam kelompok di mana kita menjadi anggotanya, besar maupun kecil, formal maupun informal. Kelompok orang ini bisa mempunyai dampak yang besar pada cara kita menerima pesan.

Menurut cooper dan johada menyatakan bahwa keanggotaan kelompok dapat menciptakan sikap prasangka yang sulit di ubah, kelompok mempengaruhi perilaku komunikasi orang dalam cara-cara lain.

Penelitian ilmiah mengenai pengaruh kelompok pada perilaku manusia di mulai pada tahun 1930_an, terutama dengan penelitian psikologi sosial Muzafer Sherif (1936,1937). Solomon Asch (1955,1956,1958). Ahli psikologi yang lain, mengerjakan pada suatu penelitian berharga pada tekanan kelompok dan persesuaian kelompok.  Nama penting lain dalam penelitian kelompok adalah Kurt Lewin (1958), pendiri bidang yang di kenal dinamika kelompok (group dynamic), penelitian ilmiah perilaku manusia dalam kelompok. Penting nya kelompok dalam membentuk sikap politik dan pembuatan keputusan pemungutan suara di ungkapkan oleh suatu penelitian klasik yang dilaksanakan pada tahun 1940_an oleh sosiolog Paul Lazarsfleddan para koleganya (Lazarsfled, Barelson,dan Gaudet, 1968)[1]

 

 

 

 

 

Pembahasan

 

A.Pengertian Kelompok.

Dalam  ilmu sosial apakah itu psikologi, atau sosiologi, yang di sebut kelompok (group) bukan sejumlah orang yang berkelompok atau berkerumun bersama-sama di suatu tempat, misalnya sejumlah orang di alun-alun secara bersama-sama mendengarkan pidato tukang obat ynag tengah mempromosikan dagangannya, atau ibu-ibu di pasar yang secara bersama-sama sedang mengerumuni seorang pedagang sayur.

Apakah sejumlah orang secara bersama-sama berada di suatu tempat itu kelompok atau bukan, harus dilihat dari situasinya, contoh di atas mereka yang sedang mendengarkan bual tukang obat dan ibu-ibu yang tengah menawar sayur, adalah orang –orang dalam situasi kebersamaan (togetherness situasion). Beradanya mereka di situ secara bersama-sama kebutulan saja, karena tertarik perhatian oleh sesuatu. Mereka tidak saling mengenal. Kalaupun misalnya terjadi interaksi atau interkomunikasi, terjadinya hanya saat itu saja; sesudah itu tidak pernah terjadi lagi interaksi dan interkomunikasi.

Lain dengan situasi kelompok (group situation). Dalam situasi kelompok terdapat hubungan psikologis. Dengan demikian orang-orang yang terikat oleh hubungan psikologis itu tidak selalu berada secara bersama-sama di suatu tempat; mereka dapat saja berpisah, tetapi meskipun berpisah, tetap terikat oleh hubungan psikologis, yang menyebabkan mereka berkumpul bersama-sama secara berulang-ulang, bisa setiap hari. Contoh untuk itu adalah mahasiswa, karyawan, jawatan, buruh pabrik, para anggota pengajian atau anggota perkumpulan dan lain sebagainya.

 

 A. I  Klasifikasi Kelompok

Tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. Orang-orang yang berkumpul di terminal, antri di depan bioskop, yang berbelanja di pasar, semuanya disebut agregat _bukan kelompok.[2]  Supaya agregat menjadi kelompok di perlukan kesadaran pada anggota-anggota akan ikatan yang sama yang mempersatukan mereka.  Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi (tidak selalu formal) dan melibatkan interaksi di antara anggota-anggotanya. Jadi, dengan perkataan lain, kelompok mempunyai dua tanda psikologis.  Pertama, anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok _ ada sense of belonging_yang tidak dimiliki orang yang tidak bukan anggota.  Kedua, nasip anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain (Baron dan Byrne, 1979:558)

Para ahli psikologi – juga ahli sosiologi telah mengembangkan berbagai cara untuk mengklasifikasikan kelompok disini kita akan menjelaskan empat dikotomi: primer-sekunder, ingroup-outgroup, rujukan–keangotaan, deskriptif-preskriptif.[3]

*      Kelompok primer dan kelompok sekunder ;

Walaupun kita menjadi anggota banyak kelompok, kita terikat secara emosional pada beberapa kelompok saja.  Hubungan kita dengan keluarga kita, kawan-kawan sepermainan, dan tetangga-tetangga yang dekat (dikampung bukan di real estate).  Kelompok sekunder, secara sederhana, adalah lawan kelompok primer. Hubungan kita dengannya tidak akrab, tidak personal dan tidak menyentuh hati kita. Termasuk kelompok sekunder ialah organisasi massa, fakultas, serikat buruh, dan sebagainya.

Kita dapat melihat perbedaan antara kedua kelompok ini dari karakteristik komunikasi ; pertama, kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyikapkan unsur-unsur backstage (perilaku yang hanya kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas artinya sedikit sekali Kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Kedua, komunikasi pada kelompok primer bersifat personal. Ketiga, pada kelompok primer, komunikasi lebih menekankan aspek hubungan dari pada aspek isi. Komunikasi dilakukan untuk memelihara hubungan baik, dan isi komunikasi bukan hal yang sangat penting. Keempat dan kelima  ekspesif dan informal, sebagai lawan dari instrumental dan formal.

*      Ingroup dan outgroup ;

Ingroup adalah kelompok kelompok_kita, dan outgroup adalah sekelompok_mereka. Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder. Keluarga kita adalah ingroup yang kelompok primer. Fakutas kita adalah ingroup yang kelompok sekunder.  Perasaan ingroup diungkapkan dengan kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan kerjasama.

*      Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan ;

Definisi kelompok rujukan sebagai kelompok yang digunakan sebagai alat ukur(standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Jika anda menggunakan kelompok itu sebagai teladan bagaimana seharusnya bersikap, kelompok itu menjadi kelompok rujukan positif; dan jika anda menggunakanya sebagai teladan bagaimana seharusnya kita tidak bersikap. Kelompok itu menjadi kelompok rujukan negatif. Kelompok yang terikat dengan kita secara nominal adalah kelompok rujukan kita; sedangkan yang memberikan kepada kita identifikasi psikologis adalah kelompok rujukan.

*      Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif ;

John F. Cragan dan David W.Wright(1980:45) dari Illinois State University, membagi kelompok pada dua kategori : deskriptif dan preskriptif.  Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah.  Kategori preskriptif mengklasifikasikan kelompok menurut langkah-langkah rasional yang harus di lewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuannya.

 

 

 

 

 

B. Pengertian Komunikasi Kelompok.

1.  Pengertian Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok (group communication) Berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlah nya lebih dari dua orang. Seperti telah di terangkan di muka, apabia komunikan seorang atau dua orang itu termasuk komunikasi antar pribadi.

Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak. Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok kelompok kecil, komunikasi yang berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil (small group communication); jika jumlah banyak yang berarti kelompoknya besar dinamakan komunikasi kelompok besar (large group communication)[4].

Secara teoritis dalam ilmu komunikasi untuk membedakan komunikasi kelompok kecil dari komunikasi kelompok besar tidak didasarkan pada jumlah komunikan dalam hitungan secara matematik, melainkan pada kualitas proses komunikasi tersebut.

Pengertian kelompok disitu tidak berdasarkan pengertian psikologis melainkan pengertian komunikologis.  Misal sejumlah kecil orang yang sedang mendengarkan pidato tukang obat di pasar, secara psikologis bukan merupakan kelompok, melainkan kerumunan orang yang berkumpul bersama –sama untuk sesaat. Bagi ilmu komunikasi, itu kelompok sejumlah orang yang sedang menjadi komunikan.

2.  Bentuk –bentuk Komunikasi Kelompok

karakteristik yang membedakan komunikasi kelompok kecil dari kelompok besar sebagai berikut ;

a)  Komunikasi kelompok kecil (small/micro group communication) adalah komunikasi yang ;

*    Di tujukan kepada kognisi komunikan

*    Prosesnya berlangsung secara dialogis

Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya kepada benak atau pikiran komunikan misal; kuliah, ceramah, diskusi Dan lain-lain. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika berparan penting. Komunikan dapat menilai logis tidanya uraian komunikator.

Ciri yang kedua dari komunikasi kelompok kecil ialah bahwa proses nya berlansung secara dialogis, tidak linear, melainkan sirkuler.  Umpan balik terjadi secara verbal. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti, dapat menyanggah bila tidak setuju dan lain sebagainya .

b)  Komunikasi kelompok besar

Sebagai kebalikan dari komunikasi kelompok kecil, komunikasi kelompok besar (large/macro group communication) adalah komunikasi yang :

*    Di tujukan kepada efeksi komunikan

*    Prosesnya berlangsung secara linear

Pesan yang di sampaikan oleh komunikator dalam situasi komunikasi kelompok besar, di tujukan kepada afeksi komunikan,  kepada hatinya atau kepada perasaannya. Contoh untuk komunikasi kelompok besar adalah misalnya rapat raksasa di sebuah lapangan, jika komunikan pada komunikasi kelompok kecil umumnya bersifat homogen (antara lain sekelompok orang yang sama jenis kelaminya, sama pendidikannya, sama status sosialnya),  maka komunikan pada komunikasi kelompok besar umumnya bersifat heterogen; mereka terdiri dari individu-individu yang beranekaragam dalam jenis kelamin, usia,jenis pekerjaan,tingkat pendidikan, agama dan lain sebagainya.

Proses komunikasi kelompok besar bersifat linear, satu arah dari titik yang satu ke titik lain, dari komunikator ke komunikan. Tidak seperti pada komunikasi kelompok kecil yang telah di terangkan tadi berlangsung secara sirkular, dialogis, bertanya jawab.  Dalam pidato dilapangan amat kecil kemungkinan terjadi dialog antara seorang orator dengan salah seorang khalayak massa.

Dengan demikian paparan mengenai komunikasi yang terdiri dari komunikasi kelompok kecil/micro dan komunikasi kelompok besar/makro. Ciri-ciri dari klasifikasi kelompok di atas bersifat ekstrim, artinya diantara kedua ekstrimitas itu terdapat modifikasi –modifikasi.

 

C.Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi.

Perubahan perilaku individu terjadi karena_apa yang lazim disebut dalam psikologi sosial sebagai pengaruh sosial (social influence).  “social influence occurs whenever our behavior, feelings,or attitudes are altered by what other say or do” begitu definisi baron dan byrne (1979:253). Disini kita akan mengulas tiga macam pengaruh kelompok : konformitas, fasilitasi sosial, polarisasi.

1.  Konformitas (conformity)/kesesuaian atau kecocokan

Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Kisler dan kiesler (1969), konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok_yang real atau yang di bayangkan.

Faktor –faktor yang mempengaruhi konformitas.

Seperti paradigma utama, konformitas adalah produk interaksi antara faktor-faktor situasional dan faktor-faktor personal.  Faktor situasional yang menentukan konformitas adalah kejelasan situasi, konteks situasi, cara menyampaikan penilaian, karakteristik sumber pengaruh, ukuran kelompok, dan tingkat kesepakatan kelompok.

2.  fasilitasi sosial

Prestasi individu yang meningkat karena di saksikan kelompok disebut Allport  sebagai fasilitasi sosial. Fasilitasi dari kata prancis facile, artinya, mudah menunjukkan kelancaran atau peningkatan kwalitas kerja karena di tonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga terasa menjadi lebih, “mudah.”

Energi yang meningkat akan mempertinggi kemungkinan di keluarkanya respon dan dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah respon yang benar, terjadi peningkatan prestasi.  Bila respon dominan itu adalah espon yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon dominan adalah respon yang benar: kerena itu, peneliti-peneliti terdahulu melihat kelompok mempertinggi kwalitas kerja individu. Untuk menghafal pelajaran baru, respon dominan adalah respon yang salah. Karena itu, kelompok dapat mengurangi kwalitas kerja individu.

3.  polarisasi ( pertentangan atau perlawanan)

polarisasi menurut sebagian para ahli_boleh jadi disebabkan pada proporsi argumentasi yang menyokong sikap atau tindakan tertentu, bila proporsi terbesar mendukung sikap konservatif, keputusan kelompok pun akan lebih konservatif dan begitu sebaliknya (Ebbesen dan Bowers, 1974).

Polarisasi mengadung beberapa implikasi yang negatif. Pertama, kecenderungan ke arah ekstremisme menyebabkan peserta komunikasi menjadi lebih jauh dari dunia nyata; karena itu, makin besar peluang bagi mereka untuk berbuat kesalahan. Dan produktivitas kelompok tentu menurun.  Kedua,  polarisasi akan mendorong ekstremisme dalam kelompok gerakan sosial atau politik. Kelompok seperti ini biasanya menarik anggota-anggotanya yang memiliki pandangan yang sama.  Krtika mereka berdiskusi, pandangan yang sama ini makin di pertegas sehingga mereka makin yakin akan kebenaranya.  Keyakinan ini di susul dengan merasa benar sendiri (self_righteousness) dan meyalahkan kelompok lain. Proses yang sama terjadi pada kelompok saingan nya. Terjadilah polarisasi yang menakutkan di antara berbagai kelompok dan di dalam masing-masing kelompok (Myers dan Bishop, 1970)


KESIMPULAN

 

Ketika kita berbicara pada masalah komunikasi kelompok, perlu kita ketahui apa yang dimaksud dengan kelompok? Kelompok adalah sejumlah orang yang mempunyai ikatan secara psikologis dan mempunyai pikiran yang sama. Walaupun orang itu berada pada tempat yang berbeda, orang yang mempunyai ikatan tersebut tetap dapat dikatakan kelompok.

Dengan hubungannya dengan komunikasi kelompok, kelompok dapat kita kategorikan dalam empat kategori:

1.      primer-sekunder

2.      in-group dan out-group

3.      rujukan-keanggotaan

4.      deskriptif dan preskriptif

Agar kita mudah dalam membedakan dalam komunikasi kelompok, komunikasi kelompok dapat kita bagi menjadi dua, yaitu:

1.      Komunikasi kelompok besar

2.      Komunikasi kelompok kecil

Prinsip dari komunikasi kelompok adalah persamaan ide dan gagasan dari seluruh anggota kelompok komunikasi. Komunikasi pada kelompok dapat dipengaruhi dari beberapa faktor antara lain:

1.      Konformitas (Conformity) / kecocokan dan kesesuaian

2.      Fasilitas sosial (social facility)

3.      Polarisasi



[1] Jeverin, Warner J. & W, James Jr., Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan, Prenada Media, Jakarta, Hal. 219

[2]Rakhmat Jalaluddin , Psikologi Komunikasi , Remaja Rosda Karya, Bandung  1991 Hal 141

[3] ibid

[4] Effendy,Onong Uchjana , Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti,Bandung,2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar