Senin, 19 September 2011
Komunikasi dalam Pemberdayaan Lingkungan
Selasa, 01 Maret 2011
Mengenal Henri Bergson
|
Senin, 24 Januari 2011
Mengenal James Coleman
Berdasarkan pengalaman itu Coleman melukiskan visinya mengenai studi sosiologi ketika ia menamatkan S1 dan memulai karir profesionalnya:
Sosiologi harus menjadi sistem sosial (yang kecil atau yang besar) sebagai unit analisis ketimbang individu, namun harus menggunakan metode kuantitatif, meninggalkan teknik-teknik yang sistematis yang membuka peluang keterlibatan kecenderungan peneliti dan menutup peluang untuk melakukan penelitian ulang dan terbatas kemampuannya untuk menjelaskan.
Rabu, 19 Januari 2011
Majalah dan Pergaulan
Sekarang ini banyak buku-buku bacaan, majalah (tabloid), surat kabar yang terbitnya tiap hari. Itu semua merupakan bacaan-bacaan yang sangat banyak manfaatnya. Seperti halnya majalah yang terbitnya meskipun dua minggu sekali bahkan satu bulan sekali. Ternyata majalah banyak diminati oleh masyarakat. Ada bermacam-macam jenis majalah yang khusus memuat berita tentang pergaulan, berita tentang teknologi, berita oleh raga dll, yang biasanya terbit tiap dua minggu sekali.
Yang menarik untuk dilirik yaitu majalah yang khusus memuat tentang berita pergaulan anak muda masa kini. Majalah ini biasanya mengambil sasaran konsumen remaja berumur mulai 15 tahun hingga 25 tahun bahkan lebih. Banyak hal menarik yang terdapat dimajalah ini, misalnya design gambar dan font (tulisan)nya yang kreatif, isi beritanya yang selalu up date, nilai beritanya mendidik, juga ada rubrik-rubrik tentang model, fashion, lifestyle, juga gosip artis lokal maupun mancanegara.
Fenomena yang tertangkap dimasyarakat, sekarang ini banyak ABG-ABG yang membekali diri mereka dalam bergaul dengan membaca majalah-majalah yang info-infonya khusus untuk anak yang suka modis, tampil trendi, dan selalu menor. melalui referensi-referensi yang mereka dapatkan dari majalah, mereka lebih berani tampil beda, mengikuti trend yang sedang naik. Misalnya gaya rambut yang di cat, model fashion yang terbuka, atau celana strit agak mlorot dan lain sebagainya. Mereka juga lebih berani mengungkapkan ekspresi-eskpresi yang sedikit agak menyimpang dari norma-norma sosial.
Berkaitan dengan hal ini maka, dapat ditemukan adanya pergeseran-pergeseran norma, pergeseran budaya, dan berubahnya kehidupan sosial akibat munculnya generasi baru yang lebih berani. Generasi baru pemikirannya lebih condong kepada realitas yang terjadi dilingkungan mereka tentang dunia anak muda yang serba coba-coba. Seperti dinyatakan Donald K. Robert (Schramm dan Robert..) ada yang beranggapan bahwa efek hanyalah “perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Karena fokusnya pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa.
Maka dari itu sebuah isi pesan meskipin melalui majalah, bisa cepat menimbulkan budaya-budaya baru kepada kaula muda. Tanpa disangka, tanpa dirasa bahwa zaman semakin modern mesti juga harus diimbangi pola pikir yang modern, sikap dan penampilan yang modern pula. Sehiangga ada kesesuaian antara pola pikir, sikap, dan penampilan. Fenomena yang demikian terjadi telah diterima sebagian masyarakat sebagai sebuah modernitas yang mungkin akan membawa mereka kearah yang lebih maju dan sebalinya.
Sebagai media komunikasi massa, majalah juga tidak melulu memberitakan tentang info yang bisa merusak nilai agama dan norma sosial. Ada juga majalah yang memuat berita tentang pergaulan-pergaulan yang tidak menyimpang dari norma sosial, kiat-kiat menjadi remaja yang tangguh dan berpenampilan ok. Atau majalah yang infonya atau nilai beritanya bisa mendidik pera pembacanya. Hal itu sebagai wujud kontrol sosial dan mempertahankan eksistensi budaya yang bernilai luhur.
Karena perbedaan teknis, maka sistem komunikasi massa juga mempunyai karakteristik psikologis yang khas dibandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal. Ini tampak pada pengendalian arus informasi, umpan balik, stimulasi alat indra, dan proporsi unsur isi dengan hubungan. Yang menarik disini ialah proporsi unsur isi dengan hubungan. Seperti pada sistem komunikasi interpersonal, setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubngan sekaligus. Sebaliknya, pada kmunikasi massa, unsur isilah yang penting. Sistem komunikasi massa justru menekankan “apanya”. Yang dimaksud adalah suatu informasi yang akan di komunikasikan kepada publik telah dikemas secara teratur dan sistemtis berdasarkan urutan sekenario sehingga pesan yang telah disampaikan kepada publik dapat berjalan tidak semrawut. Misalnya, sebuah iklan di TV, itu telah dibuat sedemikian rupa dan dikemas secara sistemtis, pesan yang disampaikan berupaya membangun stimuli pemirsa, dan dapat di tampilkan berulang-ulang.Media massa juga memiliki fungsi sebagai interaksi dan integrasi sosial.
Dimana banyak masyarakat yang mendapatkan berbagai informasi dari berbagai media massa, yang memungkinkan individu yang menjadi bagian dari masyarakat luas tersebut bisa malakukan pengembangan diri, yakni dapat eksis dalam berbagai bidang seperti sosial, ekonomi, pendidikan, politik. Mobilitas masyarakat kian cepat, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya urbanisasi, yang hal ini banyak berkaitan dengan masalah ekonomi yakni adanya suatu lapangan pekerjaan didaerah lain. Secara otomatis, media dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam proses perubahannya. Begitu juga, media dapat menunjang terciptanya nilai dan norma baru sebagai hasil dari urbanisasi masyarakat.
Pada pola integrasi sosial, komunikasi massa dapat dimaknai sebagai proses pengoperan lambang yang mengandung arti dari individu satu ke individu lain, dari kelompok satu ke kelompok lain; kegiatan komunikasi mencakupi pengoperan lambang yang mengandung arti, sedangkan arti setiap lambang adalah hasil dari kebudayaan serta setiap sistem nilai, maka dengan sendirinya proses komunikasi dengan ini dibuktikan adalah proses sosial.
Selasa, 18 Januari 2011
EFEK FILM PADA LINGKUNGAN SOSIAL (Perspektif Sosiologi Komunikasi)
Secara sederhana, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Secara teknis kita dapat menunjukkan empat tanda pokok dari komunikasi massa ( menurut Elizabeth-Noelle Neuman...) (1) bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis; (2) bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi (para komunikan); (3) bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim; (4) mempunyai publik yang secara geografis tersebar.”
Seperti dinyatakan Donald K. Robert (Schramm dan Robert..) ada yang beranggapan bahwa efek hanyalah “perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Karena fokusnya pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa.
Komunikasi Massa dan Perubahan Sosial .
Media massa – pers, televisi, radio, dan lainnya, serta proses komunikasi massa (peran yang dimainkannya) semakin banyak dijadikan objek studi. Gejala ini seiring dengan kian meningkatnya peran media massa itu sendiri sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat. Yang merupakan fungsi media ialah media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengenbangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.
Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak, dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. Kehadiran film merupakan respon terhadap “penemuan” waktu luang diluar jam kerja dan jawaban terhadap kebutuhan menikmati waktu senggang secara hemat dan sehat bagi seluruh anggota keluarga.
Film sudah menjadi konsumsi masyarakat dari bermacam-macam kelas sosial sebagai bentuk hiburan dan juga sebagai bentuk penyebaran nilai budaya, gaya hidup, mode, yang berkaitan dengan pola hidup individu atau masyarakat. Meskipun film tersebut hanyalah sebuah fiktif belaka. Akan tetapi efek dari pesan yang telah diinterpretasi individu ataupun masyarakat akan menjadi budaya baru dalam kehidupan sosial.
Dengan demikian, jika ditinjau dari segi fenomenalnya, akan terbukti bahwa peran film dalam memenuhi kebutuhan tersembunyi memang sangat besar, selaku motor yang menghidupkan iklim sosial di masyarakat, film juga mempunyai daya tarik tersendiri dalam dunia hiburan. Masyarakat sudah banyak mengalami perubahan yang sedikit-banyak dipengaruhi oleh pesan dari film. Coba kita tengok pada gaya hidup dan fashion yang dipakai oleh remaja-remaja, juga realitas yang berkaitan sistem pendidikan dalam keluarga, budaya-budaya baru tentang modernisasi, Itu sudah banyak dimuat dalam film-film, meskipun ada beberapa film yang mempunyai cerita komedi.
Banyak sekali unsur-unsur pesan yang diberikan kepada penonton ataupun penggila film, mulai dari unsur kreatifitas, edukasi, ekonomi, sosial-budaya, mode, lifestyle, teknologi, ideologi dan masih banyak yang lainya. Itu semua dapat menunjang perubahan kearah modenisasi. Meskipun, interpretasi terhadap pesan film tidak selamanya positif dan tidak selamanya negatif karena interpretasi terhadap nilai pesan film akan berpengaruh pada aspek psikologis seseorang.
Setiap hari, hampir banyak film yang diputar di televisi maupun digedung-gedung film yang masing-masing filmnya mempunyai sasaran khalayak yang berbeda-beda karena setiap film yang ditayangkan mempunyai tujuan khalayak. Terlepas dari bahasan tentang komersialisasi film. Unsur drama dan cerita yang ada mampu memperdaya penonton hingga mengalami gejala-gejala psikologis. Membuat orang merasa seakan terbawa cerita film itu. Begitu juga pemanfaatan film dalam dunia pendidikan, sebagian didasari oleh pertimbangan bahwa film memiliki kemampuan untuk menarik perhatian orang dan sebagian lagi didasari oleh alasan bahwa film memiliki kemampuan mengantar pesan secara unik. Pesan yang ada dalam cerita film, kebanyakan disesuaikan dengan fenomena yang lagi ada dimasyarakat, dengan memakai bahasa yang gampang dipahami oleh semua kalangan penonton.
Ada sebagian film yang ditayangkan, baik di televisi ataupun di bioskop-bioskop menuai kontrofersi karena banyak kalangan masyarakat yang memprotes cerita atau adegan yang diperankan banyak yang menyimpang dari norma-norma sosial yang ada. Dari sini, kita akan tau bahwa pesan yang disampakan melalui film juga tidak sepenuhnya bersifat positif . Efek kehadiran media massa seperti film juga akan berdampak pada efek sosial. Efek sosial berkenaan dengan perubahan norma-norma yang ada, ideologi masyarakat penciptaan budaya-budaya baru dalam tindakan kontrol sosial.
Upaya membaurkan pengembangan pesan dengan hiburan, hal tersebut berkenaan dengan pandangan yang menilai bahwa film memiliki jangkauan, realisme, pengaruh emosional.”dengan kata lain, film menjadi lebih bebas untuk memenuhi kebutuhan akan sajian yang berbau kekerasan, mengerikan, dan pornografis”. Secara fungsional film hanya sebatas hiburan atau entertaiment ternyata film juga dapat memberikan pengaruh perubahan terhadap sosial dan budaya, hingga mampu mempengaruhi aspek psikologis seseorang juga. Karena hal inilah masyarakat bisa dikatakan salah menginterpretasi pesan media, yang seharusnya, media talah menyampaikan nilai pesan yang positif akan tetapi individu atau sebagian masyarakat menganggnya sebagai pengaruh pesan yang negatif.
Di masyarakat, banyak tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma sosial, juga kekerasan, pelecehan seksual dan HAM yang terjadi. Secara tidak langsung film telah mewariskan budaya-budaya negatif tersebut dan diterima masyarakat secara mentah. Dan masyarakat pun cenderung menerima budaya yang ditampilkan tanpa ada tindakan yang mengklaim tayangan seperti itu.
Selain menyajikan cerita dengan pesan yang bersifat kontroversial, film juga menyajikan pesan yang bersifat edukatif yang berfungsi sebagai kontrol atau penyeimbang antara pesan yang bersifat positif dan bersifat negatif. Tidak bisa disangkal lagi bahwa film juga bisa memunculkan budaya baru di masyarakat dan mampu merubah tatanan norma sosial, film juga dapat mempengaruhi penontonnya untuk meniru berbagai gaya hidup, fashion dan pergaulan yang ditampilkan dalam cerita. Artinya film juga dapat merubah karakter kepribadian seseorang.